Pesona Siak seakan tidak pernah padam. Untuk Kali ke-3 saya mengunjungi tempat penuh sejarah ini, tetap saja banyak hal untuk diceritakan. Tulisan ini lebih banyak dipenuhi foto, karena saya yakin foto lebih baik dalam menggambarkan apa yang ada dibalik sejarah kerajaan Siak Sri Indrapura.
Perjalanan saya ini akan saya bagi menjadi 4 Section, yaitu: Istana Siak, Kapal Cruiser Belanda, Masjid Sultan dan Makam Sultan, serta Balai Kerapatan Tinggi.
1. Istana Siak Sri Indrapura
Istana Siak berdiri megah, sebagai pusat peninggalan kerajaan yang pernah jaya di abad 19. Foto-foto yang kami tampilkan pada section ini kebanyakan adalah barang-barang peninggalan kerajaan yang kini dipelihara sebagai aset nasional.
Ket: Sultan Syarif Kasim II adalah Sultan ke XII (terakhir) Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang pada tahun 1946 menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Kerajaan Siak adalah Kerajaan kedua yang menyatakan bergabung dan mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia setelah Kerajaan Yogyakarta.
Komet, Alat Pemutar Lagu (Juke Box) dengan teknologi Gramaphone. Hanya ada 2 di dunia, salah satunya di Siak dan yang lainnya di Museum Kerajaan Jerman.
Patung Ratu Wilhelmina Belanda, kerajaan yang memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura
Lukisan Napoleon yang dikirim dari Perancis ketika Belanda berada di bawah kolonial Perancis, dan Indonesia yang ketika itu berada dibawah kolonial Belanda, maka otomatis menjadi kolonial Perancis yang mengakui Napoleon sebagai Kaisar Perancis. Terjajah Kuadrat...
Rompi Tahan Peluru tanpa Pelat Baja, yang ada hanya tulisan-tulisan yang saya juga tidak tahu artinya.
Meriam di atas pernah dicuri, namun berhasil digagalkan dan Kapal yang mengangkut meriam ini, tenggelam tanpa alasan yang jelas
Mesin KapalRute berikutnya adalah Masjid dan Makam Sultan. Masjid inilah mungkin yang tertua di kerajaan Siak. Dibangun di tepian sungai siak, menggambarkan bahwa kehidupan di masa kerajaan sangat bergantung pada keberadaan sungai Siak.
Masjid Sultan (kiri) dan Makam Sultan Syarif Kasim II beserta Keluarga
Mimbar yang dipenuhi ukiran antik dan dipasangkan panji, mempercantik suasana masjid yang khidmat.
Tongkang Pengangkut Kayu Log
Makam Sultan Syarif Kasim II, dibungkus dengan kain. Selain makam sultan, juga terdapat makam permaisuri I dan IV, mertua dari permaisuri I, Panglima Kerajaan, dan 3 buah makam yang tidak memiliki nama.4. Balai Kerapatan Tinggi
Balai Kerapatan Tinggi, pada masa kerajaan berdiri difungsikan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah para pemuka adat dan kerajaan, termasuk Raja. Jaman sekarang mungkin difungsikan sebagai MPR di negara kita.
Balai kerapatan Tinggi merupakan Forum tertinggi di kerajaan Siak, tempat Raja meminta masukan, seperti halnya yang dilakukan Julius Caesar dan Senatnya.
Prasasti Peresmian Rehabilitasi Balai Kerapatan Tinggi oleh Mendikbud RI, Daoed Jusuf pada tahun 1979.
Gedung Balai Kerapatan Tinggi saat ini, yang memiliki banyak anak tangga, sebagaimana gedung-gedung Dewan Perwakilan Rakyat pada saat ini.
Muhammad Bertangkup, Lambang Kesultanan Siak Sri Indrapura
That's me... :)
Unknown






























Posted in:
1 comments:
Istana ini punya nama resmi, namanya Istana Asherayah Al-Hasyimiah/ Asyiratul Hasyimiah yang oleh bangsa Eropa menyebutnya Istana matahari timur.
Mengenai perjuangan dan pengorbanan Sultan Siak terhadap Indonesia ini patut kita hargai dan hormati. Beliau bahkan menurunkan modal untuk mendanai terselenggaranya Negara Indonesia ini sebesar 13 RIBU GOLDEN atau setara dengan 2,5 x Nilai kompleks Gedung sate yang sangat terkenal itu. Selengkapnya kunjungi saya yaa :) :
http://www.krishadiawan.co.cc/2009/08/sejarah-kerajaan-siak-sri-inderapura.html
Post a Comment