Wednesday, February 28, 2007

Dunianya Aktivis

Suatu ketika ada adik kelas yang bertanya pada saya,"Kak, pernah gak ngerasa sibuk banget?".

Pada awalnya saya bingung harus menjawab apa? Karena pastilah jawabannya akan terlalu singkat dan tidak ada esensi nasihat yang diberikan. Saya pun balik bertanya ke dirinya, "Kira-kira kalau saya jawab ya atau tidak, akan menjawab permasalahan kamu gak? Bukankah lebih penting memikirkan bagaimana cara mengatasinya?", akhirnya dia menjawab, "Maksud saya, nantinya saya juga akan bertanya bagaimana cara mengatasinya kak". Beberapa saat kemudian terjadilah pembicaraan yang cukup panjang antara saya dan dia.

Saya pun balik bertanya ke dirinya, "Kira-kira kalau saya jawab ya atau tidak, akan menjawab permasalahan kamu gak?


Padanya saya menyampaikan, fenomena "super sibuk" memang sering melanda para aktivis kampus. Karena mungkin pusaran kencang dinamisasi dunia kemahasiswaan telah membawa dirinya ke lingkaran aktivitas yang senantiasa menuntut dirinya untuk bergerak. Hingga akhirnya, ia (hampir-hampir) merasa tidak punya waktu lagi untuk mengurus berbagai keperluan pribadinya. Sehingga kemudian tak jarang muncul niatan kecil untuk sedikit demi sedikit mengurangi intensitas keaktifannya di organisasi. Atau bahkan bisa jadi niatan untuk cuti dari aktivitas, yang kerap dianggap sebagai solusi utama.

Aktivitas Rapat di Organisasi Mahasiswa

Perasaan seperti inilah yang seringkali membuat "nyali" para aktivis pada "ciut". Dalam artian, kekhawatiran yang berlebihan itu telah membuat hati para aktivis menjadi bimbang akan jalan yang tengah mereka ambil saat ini. Padahal, apa yang dilakukannya saat ini bukan sekedar mengisi waktu luang. Akan tetapi sudah merupakan pelibatan diri secara aktif dan menjadi bagian dari sejarah yang mengusung perjuangan untuk dunia yang lebih baik di masa yang akan datang.

Mahasiswa Pengusung Perubahan Menuju Kebaikan

Maka dari itu Saya pun dengan lugas mengatakan bahwa keadaan para aktivis tentu saja jauh lebih baik dibanding teman-teman yang hanya memilih untuk aktif di kos-kosan saja. Karena kenapa? Apabila ditinjau dari sisi produktivitas, tentu saja para aktivis dinilai lebih bisa memanfaat kan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang positif. Sehingga kemungkinan bagi dirinya untuk melakukan hal yang sia-sia atau hal-hal negatif pun dapat semakin diminimalisir. Dan Kalau sudah begitu, apa lagi yang salah dengan keaktifan para aktivis di dunia kemahasiswaan? Tidak ada lagi yang pantas diragukan bukan?

Aksi Unjuk Rasa oleh Mahasiswa

Pegangan seperti ini lah yang sepertinya harus tertanam di dalam pikiran para aktivis kemahasiswaan. Agar ia semakin teguh pendirian dan dijauhkan dari perasaan bimbang yang berasal dari setan yang dibisikkan ke hati-hati anak dan cucu Adam A.S. Karena memang perbuatan yang bersifat kontributif bagi sesama, tentu termasuk dalam kategori ibadah kepada Allah S.W.T yang di implementasikan pada tingkat hablu minannas atau secara horizontal. Dengan dalih seperti itu, semakin dapat dipastikan bahwa tujuan setan membisiki hati-hati manusia, adalah untuk menjauhkan manusia dari amal kebajikan yang dapat menghantarkan manusia menuju keridhoan Allah S.W.T.

"Bukankah lebih penting memikirkan bagaimana cara mengatasinya?"

Selain pendekatan berpikir seperti yang saya paparkan di atas, tentu saja masih terdapat beberapa pegangan lain yang mungkin juga dapat memotivasi rekan-rekan aktivis untuk lebih "betah" berkelut dengan dinamika kehidupan mahasiswa. Kan tetapi, penting juga bagi kita semua (termasuk saya) untuk mengelola waktu dengan lebih baik. Karena kenapa? Karena tidak mungkin kita akan menemui satu detik waktu yang telah kita lewati di masa yang akan datang. Maka dari itu, menjadi wajib hukumnya bagi para aktivis untuk mengelola waktu dengan sebaik-baiknya.

Gitu dulu hasutan pagi harinya...sampai jumpa lagi di tulisan-tulisan saya selanjutnya.

Salam Mahasiswa!!!

Wallahu'alam bishowab.

Tuesday, February 27, 2007

Tuangkan Ide dan Gagasan Anda

Menuangkan ide dan gagasan sebenarnya tidak terlalu sulit. Hal ini sudah banyak dibuktikan diantaranya oleh para blogger, penulis, ilmuwan, atau politikus. Mereka semua adalah orang-orang yang yakin bahwa setiap ide atau gagasan nya berpotensi untuk menjadi manifesto yang besar dan menggugah. Karena memang tidak ada satupun orang yang dapat menebak dari mana asalnya suatu ide atau gagasan yang besar itu.

Upaya saya dalam mengkonsistenkan diri dalam menulis melalui media blog, sebenarnya sedikit banyak termotivasi oleh buku "Inspiring Words For Writer". Selain itu, beberapa blogger yang setia merawat serta mengupdate blog yang mereka miliki juga menjadi pemberi semangat tersendiri. Akan tetapi dibalik itu semua, saya juga meyakini bahwa penulis adalah orang yang "benar-benar ingin menulis" dan kebanyakan dari mereka menulis di pagi hari. Mereka membiarkan ide dan gagasannya mengalir beriringan dengan datangnya pagi.

MANIFESTO
Ide, Gagasan, atau manifesto (biar lebih gagah diucapkan) banyak lahir di tangan orang-orang yang senang berpikir. Dimana mereka berpikir dengan segenap kerisauan yang ada di benaknya, lalu setelah mereka memahami betul duduk persoalannya, mereka pun mulai memikirkan jalan keluar dari persoalan yang tengah mereka hadapi. Sampai akhirnya lahir lah manifesto yang menurut mereka sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan di masa yang akan datang.

Soe Hok Gie (Sampul Belakang Buku Catatan Seorang Demonstran)

Perumusan ide dengan gaya atau alur seperti di atas, sering diterapkan di dunia politik. Sehingga manifesto menjadi sangat erat hubungannya dengan kekuasaan. Maka tak jarang kita perhatikan bahwa perkembangan suatu manifesto di suatu negara, benar-benar bergantung pada siapa pucuk pimpinannya. Sebagai contoh, Pemikiran Tan Malaka tentang NKRI, Soe Hok Gie tentang Kebobrokan Demokrasi Terpimpin, Sumitro tentang Pemberantasan Korupsi, ataupun Soekarno dengan NASAKOM nya, dst.

Ir. Soekarno (Proklamator NRI)

Dari contoh tersebut dapat terlihat bagaimana hubungan antara perkembangan suatu manifesto dengan penguasa yang mendukung atau tidak mendukungnya. Beberapa diantaranya ada yang berkembang namun ada juga yang dikubur hidup-hidup seketika itu juga.

Tan Malaka

Akan tetapi, siapa yang menyangka? Setelah puluhan tahun berlalu, kini hampir semua manifesto yang dahulu pernah ada di Indonesia (40 atau 50 tahun silam) kembali terkuak. Sehingga banyak juga diantara kita yang mencoba memanfaatkannya dengan mengambil banyak pengetahuan dari hasil pemikiran/ide/gagasan orang-orang yang membuat sejarah.

Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
(Begawan Ekonomi Indonesia)

"Seorang yang cerdas tidak pernah meremehkan peran ide/gagasan/MANIFESTO dalam perkembangan suatu peradaban manusia (human civilisation)"

Monday, February 26, 2007

Hari yang Menakjubkan

Ada beberapa kejadian yang membuat saya mengatakan "Hari ini sangat menakjubkan", diantaranya:
  • Dua jadwal kuliah dibatalkan;
  • Hard Disk Komputer rusak, semua file ekstensi nya berubah menjadi *.CHK;
  • Motor dirawat di bengkel, tapi Alhamdulillah tidak ada kerusakan berarti;
  • Bisa tidur pagi dari jam 10 s/d 12 siang (lumayan buat istirahat);
  • Sudah lama tidak main ke Laboratorium, akhirnya menyempatkan diri untuk berkunjung dan akhirnya ditawarin jaga praktikum lagi;
  • Pleno DPM yang seharusnya dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB akhirnya dibatalkan karena hanya dua orang yang hadir, sisanya (14 orang izin);
  • Dibawain Pizza Meatlovers sama teman (jarang-jarang makan beginian di Bandung);
  • Berhubungan dengan rusaknya hard disk, semua data yang telah dirawat dan dijaga selama ini otomatis tidak terdefinisikan lagi. Di sana ada: data TA (Tugas Akhir), foto-foto yang diambil pakai HP CX 75 kesayanganku, Tulisan-tulisan yang berupa luapan ide/gagasan/pemikiran, file-file DPM+Setjen DPM, File-file tarbawi, dst.;
  • Flash Disk sebagai tempat penyimpanan data TA terakhir saya, juga ikut-ikutan rusak;
Fiuh...mudah-mudahan gak ada susulannya lagi..

Hari ini benar-benar hari yang menakjubkan.

Sunday, February 25, 2007

Kecelakaan Transportasi dan Kita

Saudara-saudaraku, kembali hati ini berduka atas kecelakaan kapal Levina di laut Jawa. Entah bagaimana ceritanya, kapal ini terbakar dan kemudian tenggelam. Belakangan, beberapa wartawan dan anggota kepolisian pun juga menjadi korban susulan, sebab mereka tengah berada di atas kapal beberapa saat sebelum kapal naas itu tenggelam.

Berbicara tentang musibah kecelakaan transportasi yang terjadi Indonesia, sepertinya awal tahun 2007 menjadi masa-masa kelam bagi bidang transportasi di Indonesia. Isu-isu yang berkaitan dengan hal ini sangat ramai sekali diberitakan di berbagai media dalam kurun waktu ke belakang. Dimulai dari, pesawat AdamAir yang hilang di perairan sulawesi, Kapal Senopati yang tenggelam di dekat Surabaya, pesawat Batavia Air yang gagal tinggal landas, lalu patahnya badan pesawat AdamAir (lagi-lagi), dan yang terkini yaitu peristiwa terbakarnya kapal Levina yang kemudian hari ini tenggelam di perairan laut jawa dengan menewaskan puluhan korban jiwa.

Innalillahi wa inna ilaihi ro ji'un

Kesemua kejadian tersebut tentu telah mengisi ingatan kita, dan bahkan menjadi trauma tersendiri bagi sebagian orang. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa para keluarga korban yang ditinggalkan, pasti merasa begitu kehilangan atas kepergian sanak saudaranya. Yang sangat mungkin, ketika peristiwa itu terjadi para korban tengah berupaya memenuhi janji atau urusannya di tempat tujuan. Mudah-mudahan Allah SWT memberi tempat yang terbaik di alam sana bagi mereka semua.

Beberapa masalah sosial di Indonesia seperti; semburan lumpur Sidoarjo di Jawa Timur dan banjir di Jakarta, hingga kini juga belum bisa diatasi sampai tuntas. Semua pihak masih berusaha, khususnya pemerintah. Kan tetapi jangan lupakan, uluran tangan secepatnya harus diberikan kepada saudara-saudara kita di sana.

Sehingga saya pun mendeskripsikan kondisi Indonesia saat ini seperti peribahasa, "Habis jatuh tertimpa tangga pula". Sebagaimana cobaan yang tak kunjung berhenti melanda Indonesia.

Oleh karena itu, dengan tulisan ini saya coba mengingatkan kembali mengenai peran kita sebagai manusia di muka bumi ini. Peran yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang masih
"sangat-sangat peka" dan memiliki hati. Apa sebab? Karena saat ini, sandiwara salah-salahan; mengkambing-hitamkan; ataupun saling klaim sudah tidak dibutuhkan lagi di bumi pertiwi. Lebih penting kita melakukan kerja-kerja yang nyata yang memang bisa kita lakukan terhadap segala musibah yang telah terjadi.


Dedicated with full empathy,

Arki Rifazka

Saturday, February 24, 2007

Semangatnya Yang Muda

Setiap orang harus memiliki semangat. Karena semangat dapat sangat berpengaruh pada kefektifan kerja seseorang, dimanapun itu. Apalagi bagi teman-teman yang masih berstatus mahasiswa. Semangat menjadi mutlak dibutuhkan. Sebab, tidak akan mungkin amal perbuatan baik yang harus diambil oleh sang Agent Of Change dilakukan tanpa tanpa dorongan semangat.

"Yang tua yang bijak, yang muda
yang ber semangat"


Apa jadinya suatu bangsa bila generasi mudanya kehilangan semangat? Bangsa tersebut tak akan berdaya menghadapi derasnya arus perubahan yang terjadi di dunia ini. Kehancuran pun tinggal menunggu waktu, seperti layaknya bom waktu.


Oleh karena itu selagi kita masih muda dan diberi kesempatan untuk berkarya, tampaknya tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan diri kita untuk berhenti dan berpangku tangan. Karena memang, kita sudah digariskan untuk menjadi generasi yang bersemangat, yang senantiasa mengisi hari-harinya dengan kegiatan positif dan bermanfaat bagi bangsa, negara, dan agamanya.

Friday, February 23, 2007

Satu Gol Langsung Bengkak

Oleh-oleh main futsal malam ini, satu jari kaki saya bengkak. Padahal malam ini saya berhasil mencetak satu gol. Tapi ternyata masa-masa on fire tersebut tidak bisa bertahan lama, sebab semakin lama semakin terasa sakit di kaki saya.

Akhirnya, ketika waktu istirahat tiba dan pergantian pemain dilakukan, dan saya pun baru sadar kalau jari manis kaki kanan saya bengkak. Akibatnya, saya tidak bisa melanjutkan permainan lagi dan terpaksa duduk di pinggir lapangan. Tapi tenang, peran selanjutnya yang saya jalani adalah sebagai suporter sekaligus memprovokasi penonton yang lain.

Setelah selesai main, sekitar pukul 01.30 am, kami semua pun pulang. Walaupun sebenarnya sudah ada beberapa anak yang pulang duluan. Kita pulang dengan berkonvoi motor, agar bisa saling menjaga kalau-kalau ada orang yang berniat jahat di sepanjang perjalanan pulang kami.

Thursday, February 22, 2007

Sulit Cari Waktu

Beberapa hari ini susah bener cari waktu buat ngeblog. Padahal tangan kayaknya udah gatel bener mau ngetik and nulis-nulis. Tapi apa mau dikata, kesibukan di DPM belakangan juga lagi meningkat. Rapat terus dalam seminggu. Trus kalo rapat udah selesai (biasanya malem) mata udah berat banget. Kalo udah gitu, mending tidur aja sekalian. supaya besoknya bisa seger dan bangun pagi...

Tuesday, February 20, 2007

Hayo Bikin Rame Kampus!!!

Hari senin kemarin (19/2), teman-teman dari DPM dan Setjen DPM bersama-sama melakukan aksi kembali ke konstituen. Aksi yang berfungsi sebagai penjaringan aspirasi mahasiswa STT Telkom ini dilakukan menyusul kebijakan institusi yang dinilai telah merugikan dan membingungkan mahasiswa. Sehingga akhirnya mahasiswa memadati lorong masuk Gedung B, tempat dimana aksi berlangsung. Mereka semua dipersilahkan untuk menuliskan uneg-unegnya pada spanduk dan kertas karton yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara aksi.

Selain itu, DPM juga menyebarkan kuesioner kepada para mahasiswa yang melintasi lokasi aksi. Dimana nantinya, hasil dari kuesioner tersebut akan diajukan kepada pihak institusi, untuk dijadikan pertimbangan dalam perumusan sistem registrasi di masa yang akan datang.

Btw, hingga pagi tadi, kami masih mencoba untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai isu perubahan kebijakan dari pihak institusi mengenai mekanisme pindah kelas dan tambah mata kuliah dalam mekanisme PRS (Perubahan Rencana Studi).

Foto-foto:














Family Reunion

Emang susah kalau blogging sudah menjadi kebiasaan. Gak posting sehari aja,..rasanya udah kayak seminggu. Nah lo, apalagi kemarin saya sempat absen blogging selama dua hari. Karena pada hari Minggu (18/2) saya harus pulang ke rumah di Jakarta. Lalu kembali lagi ke kampus pada hari Senin pagi, dan langsung menjalankan aktivitas bersama teman-teman di DPM hingga malam hari.

Sekedar berbagi, tujuan saya pulang ke Jakarta pada hari minggu kemarin ialah untuk memperingati 15 tahun meninggalnya nenek (dari sisi mama) yang jatuh pada tanggal 18 Februari. Pemberitahuan via telepon dari mama pun juga baru saya terima pada hari sabtu, sehari sebelumnya. Ketika itu, saya sedang berada di acara Forum Lembaga Legislatif Keluarga Besar Mahasiswa STT Telkom. Tetapi karena pemberitahuan langsung berasal dari mama, maka tanpa pikir panjang saya menyanggupi. Walaupun sebenarnya, saya bersama teman-teman dari berbagai ormawa sudah mengagendakan untuk ikut dalam acara Republik Mimpi, yang disiarkan Metro TV pada hari Minggu pukul 21.30 WIB.

Lambang Negara Republik Mimpi
Saya berangkat dari kampus jam 7 pagi. Saya sengaja berangkat jam segitu, karena acara yang dimaksud oleh mama, akan dimulai pada pukul 11 siang. Maka untuk mengejar acara, agar tidak ketinggalan momen-momen kekeluargaan yang sudah lama tidak saya ikuti.

Lagi Nunggu Bis (cahaya mataharinya menyilaukan)

Singkat cerita (gak mungkin dong kejadian di bis saya ceritain juga) saya tiba di terminal Lb. Bulus (Jaksel) pada pukul 09.50 WIB. Setelah itu, dengan menaiki dua angkot berikutnya, saya pun tiba dirumah pada pukul 10.11 WIB. Dan seperti yang seharusnya dilakukan oleh seorang anak ketika bertemu orang tuanya, saya pun mencium tangan dan memeluk ayah dan mama dengan penuh rasa kangen (maklum saja anak bungsu). Apalagi sudah lama juga saya tidak pulang ke rumah, dan kalau pulang paling-paling hanya sehari/dua hari. Kecuali ketika libur panjang seperti libur puasa dan idul fitri.

Ayah-Mama

Beberapa saat setelah saya sampai di rumah, kami sekeluarga berangkat menuju rumah Pakde Daniel di bilangan Cilandak timur.

(ki-ka) Pakde Daniel & Ayah

Dengan adanya peringatan ini, maka hampir bisa dipastikan seluruh keluarga akan berkumpul bersama. Tali silaturahim pun akan kembali dipererat. Apalagi kini, mengumpulkan anggota keluarga besar sebesar keluarga kami tentulah tidak semudah 4-5 tahun yang lalu. Sebab kini sudah banyak kakak sepupu yang menikah dan tinggal di rumahnya masing-masing. Maka sebenarnya, momen-momen seperti inilah yang mungkin tidak bisa dipandang remeh lagi untuk akhirnya dilewatkan. Sampai akhirnya, ada yang bela-belain pulang ke rumah dari rantau.

Pertemuan hari minggu tersebut, juga menjadi pertemuan yang mengenalkan saya kepada anggota keluarga besar Burhanudin yang baru dilahirkan pada tanggal 1 Februari 2007 oleh istri Bang Jo (kakak sepupu saya). Sehingga dengan begitu, anggota keluarga besar Burhanudin pun bertambah satu lagi. Kalau gak salah, namanya Alura Miska ...... (satu penggalan nama akhirnya kelupaan, sori ya Bang Joe). Lucu juga ya namanya... Walaupun tidak terlalu familiar di telinga saya.

Bang Joe (Ketika Akad Nikah)

Btw, kapan-kapan mungkin keluarga Besar Burhanudin harus dibikinkan pohon silsilahnya juga. Karena kalau di keluarga Ayah, kita sudah punya pohon silsilahnya. Apa tujuannya? ya agar semakin jelas hubungan keluarga dari setiap anggota keluarga.

Saturday, February 17, 2007

Non Stop Agenda

Sepanjang hari ini, kegiatan gak ada habisnya. Kemarin malam beberapa urusan baru bisa diselesaikan jam setengah 2 pagi. Lalu balik lagi ke sekre, jam 2an dan sempet buka-buka students selama kurang lebih 45 menit. Karena topik DPM 06/07 kembali naik ke permukaan. Dan saya juga sempat menjawab beberapa post dari beberapa user sekaligus yang terdaftar di forum tersebut. Segi positifnya, ternyata sampai saat ini masih ada yang peduli dengan DPM.

Setelah selesai me-reply beberapa postingan tadi, mata saya pun semakin terasa berat dan akhirnya tertidur pulas. Akan tetapi sebelum tidur saya sempat berkata pada Daru, "Ru, nanti bangunin saya jam 3 pagi ya!". Padahal tinggal 15 menit lagi menuju jam 3.

Alasan minta dibangunkan jam segitu adalah karena saya dapat sms dari teman, bahwa foto kelas untuk buku angkatan IF 2003 akan dilaksanakan di Pasar Kordon jam 3 pagi. Tapi akhirnya saya pun tetap terlelap hingga pukul setengah 5 pagi. Dan bisa ditebak dari rentang pukul 3 s/d 5 pagi, HP saya terus-terusan di hubungi oleh salah seorang teman yang kebagian tugas mengkoordinir anak-anak sekelas.

Bangun Pagi langsung Foto-Foto
Setelah selesai mengerjakan sholat Shubuh berjamaah, saya langsung berangkat ke Ps. Kordon. Dengan kecepatan tinggi, saya berhasil tiba di sana dalam waktu 5 menit. Maklum saja, jalan Terusan Buah Batu kan masih sepi jam segitu.

Peran saya dalam buku angkatan adalah sebagai pengamen. Duh, mudah-mudahan aja kagak kebagian megang Gitarnya. Soalnya penyakit lama saya bisa kumat nantinya. Beruntung, pengamen dalam skenario komik yang dibuat teman-teman muncul di awal cerita. Jadi akhirnya sekitar pukul 06.15 saya bisa langsung balik ke kampus. Karena sebetulnya jam 6 pagi sudah ada janji ketemu dengan teman.

07.30-08.40 AM
Kegiatan selanjutnya dimulai, dan kemudian saya akhiri pada pukul 08.40 AM. Mau tahu kegiatannya?Saya Ngenet di Warnet Planet, berhubung ketika itu internet di kampus masih down. Kan tetapi semangat untuk ngeblog sudah tidak terbendung. Jadilah akhirnya saya membuat tulisan yang berjudul, "Oh No!! VPN's Down". Sekalian browsing dan tanpa sengaja menemukan beberapa materi manajemen diri yang dibuat oleh Gede Prama. Pada kenal kan?

09.00-11.40 AM
Janji yang berikutnya dimulai. Berhubung tidak ada yang spesial, jadi tidak saya ceritakan di sini. Acara janjian ini berakhir pukul 11 siang lebih. Setelah itu, saya menyempatkan dulu ke sekre DPM untuk me-recharge batere HP yang sudah semakin sekarat baru kemudian jalan kaki ke kosan. Biasa, melakukan ritual harian yang cukup krusial untuk dikerjakan.

11.40 AM
Saya berangkat lagi ke sekre. Kali ini sudah wangi dan rapi. Soalnya menurut jadwal, saya akan mengikuti pertemuan Lembaga Legislatif KBM STT Telkom di R. Seminar Student Center. So konsekuensinya, harus bersiap-siap. Termasuk mempersiapkan slide untuk presentasi di hadapan para Aleg Lembaga Legislatif HMJ.

12.30-01.30 PM
Slide presentasi akhirnya selesai dibuat, tapi mata gak bisa ditahan lagi. Benar-benar sudah terasa sangat berat. Dan akhirnya saya menyerah untuk tidak membeli kopi, dengan pertimbangan daripada nanti ketika pertemuan berlangsung saya tertidur. Kan bakalan lebih kacau lagi. Maka sepertinya minum kopi adalah salah satu solusinya. By the way agar perut tetap terisi dan terhindar dari sakit mag, selain membeli kopi Indocafe kaleng, saya juga membeli dua buah mini burger.

01.30-02.25 PM
Saya kembali lagi ke sekre, dan ternyata di sekre sudah ada dua orang dari DPM LPKIA yang sedang menunggu kehadiran saya. Usut punya usut, mereka berkunjung ke STT Telkom dalam rangka mencari masukan untuk merumuskan konsep pemerintahan yang baru di kampusnya. Dan jadilah akhirnya saya di interview selama kurang lebih satu jam mengenai seluk beluk sistem pemerintahan di KBM STT Telkom.

02.25-05.50 PM
Sebenarnya pertemuan dengan lembaga Legislatif KBM STt Telkom sudah dimulai sejak pukul 01.30 pm. Kan tetapi sehubungan dengan kunjungan dadakan dari perwakilan DPM LPKIA, saya baru bisa bergabung dengan rekan-rekan dalam acara tersebut pada pukul 02.25 pm. Tidak lama setelah saya memasuki Ruang Seminar SC, tempat dimana pertemuan dilangsungkan, saya langsung didaulat untuk memperkenalkan keorganisasian DPM kepada seluruh peserta pertemuan. Tidak lupa pula, sebelum presentasi dimulai, saya memohon maaf kepada seluruh peserta yang ada di R. Seminar dan menjelaskan alasan dari keterlambatan saya dalam pertemuan.

(ki-ka) Nico-BPM HIMATEL, Edo MPM-HMTI, dan
Galang-MPM HMTI


(ki-ka) Alit dan Wawan


MPM-HMTI


Akhirnya Selesai Juga

Setelah presentasi dari saya selesai, sesi sharing kembali dilanjutkan. Kegiatan sharing ini lah yang merupakan agenda utama dari pertemuan seluruh Lembaga Legislatif KBM STT Telkom. Sehingga kegiatan pun baru bisa diakhiri pada pukul 05.25 pm. Dimana pada akhir pertemuannya, setiap Lembaga Legislatif, melalui ketua-ketuanya, diberi kenang-kenangan atas terselenggaranya acara Forum Lembaga Legislatif KBM STT Telkom. Cinderamata tersebut diberikan oleh panitia yang diwakili Ketua Panitia, Daru Setiawan.

Arki Rifazka (kiri) mewakili DPM


Rizki Parlindungan (kanan) mewakili BPMI


Nico Kurniawan (kanan) mewakili BPM-HIMATEL


Edo (kanan) mewakili MPM-HMTI

Setelah acara ditutup dan beres-beres Ruang Seminar selesai dilakukan, saya pun kembali ke sekre. Dan tentunya dengan mata yang masih mengantuk. Walau, sebenarnya dalam hati ada perasaan lega. Sebab pertemuan tersebut adalah yang pertama kalinya dilaksanakan dalam sejarah KBM STT Telkom. Selain itu, banyak pula agenda DPM yang berhasil disampaikan kepada forum dan disetujui oleh semua perwakilan Lembaga yang hadir.

06.59-09.00 pm
Mulai menulis blog ini. Mencoba berbagi kepada anda semua para pembaca.

Btw, besok sepertinya saya tidak jadi mengikuti acara Republik Mimpi di Stasiun Metro TV. Sebab tadi siang dapat telepon dari mama yang minta saya pulang ke Jakarta untuk mengikuti peringatan 15 tahun meninggalnya nenek. Katanya ada acara kumpul satu keluarga besar, yang bernama Keluarga Burhanudin.

Oh No!!! VPN's down

Kenyamanan mahasiswa STT Telkom dalam menikmati fasilitas internet kampus, pada akhir pekan ini kembali terganggu. Karena sejak kemarin sore, internet tidak bisa diakses dari kampus. entah kenapa penyebabnya, akan tetapi impactnya cukup besar. Khususnya bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan akses internet pada akhir pekan. Salah satunya mengupdate blog

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, internet kampus baru aktif lagi pada hari senin. Bisa dibayangkan, selama dua hari lebih akan banyak mahasiswa yang sesak napas, karena tidak bisa menjelajahi dunia maya.

Tapi ada hikmahnya juga, karena semenjak internet mati, portal-portal intranet kembali diramaikan. Salah satu yang terkena imbas baiknya adalah portal students. Sebab mahasiswa yang biasanya mengisi waktu dengan menjelajahi dunia maya, mulai kemarin sore beralih ke portal resmi mahasiswa ST3 ini.

Mari kita nikmati malam minggu ini dengan apa adanya...

Btw, besok sekitar 65 orang mahasiswa STT Telkom akan berangkat ke Jakarta untuk siaran off air Republik Mimpi yang ada di Metro TV. Doakan supaya lancar dan kita selamat sampai tujuan ya..

Mak, Babe, aye mau masuk TV nih...nonton yak..

Friday, February 16, 2007

Tiga Langkah Merapikan Meja Kerja

Berdasarkan pada David Allen’S Getting Things Done, memelihara kerapihan meja kerja kita ialah sesuatu yang benar-benar dapat mempengaruhi pekerjaan kita sehari-hari.


Meja Kerja yang Berantakan

Hal itu benar-benar mendasar, seperti yang dapat kita bayangkan. Tetapi itu merupakan salah satu bagian dari proses dalam membuat segala pekerjaan kita menjadi terlaksana. Maka dari itu, berikut ini akan saya ceritakan kepada anda bagaimana cara merapikan meja kerja/belajar dalam 3 langkah.

Langkah Pertama
Ambil semua barang-barang yang berada di atas meja dan laci anda, dan letakkan mereka dalam satu tumpukan yang besar. Taruh itu semua dalam keranjang "inbox" ( jika tidak cukup, tumpuk di sebelah meja kerja anda juga tidak apa-apa). Mulai saat itu, semua hal yang masuk ke ruangan anda harus masuk ke dalam keranjang "inbox" tersebut, dan anda memproses segalanya di bawah.

Langkah Kedua
Proseslah tumpukan tersebut dari atas ke bawah. Jangan pernah me-resort; jangan pernah men-skip, sekalipun hanya selembar kertas; jangan pernah taruh secarik kertas kembali pada tumpukan itu. Lakukan apa yang memang harus dilakukan dengan kertas tersebut, dan kemudian lanjutkan ke barang lainnya yang ada di dalam tumpukan.

Adapun Pilihan yang dapat anda ambil terhadap barang2 tersebut a.l:
  • Membuangnya,
  • memberikannya kepada orang lain (yang menurut anda, ia sedang atau akan membutuhkannya),
  • mengarsipkannya, atau
  • meletakkan nya dalam daftar kegiatan yang akan anda lakukan di kemudian hari.

Lakukanlah dengan pilihan seperti itu. Ambil saja waktu maksimum pengerjaannya hanya 2 menit atau kurang untuk satu barang. Dan jika ternyata memakan waktu yang lebih lama dari waktu maksimum tersebut, dan anda tidak bisa memutuskan apakah anda akan membuang, menyimpan atau memberikannya kepada orang lain, maka letakkan ia pada daftar kegiatan yang harus dilakukan di masa yang akan datang.

Langkah Ketiga
Ulangi sedikitnya sekali sehari untuk tetap memelihara kerapihan meja dan tetaplah konsisten dalam melakukannya.

Ini adalah langkah pertama yang terdapat dalam buku Getting Things Done. Dimana,"everything new goes in the Inbox". Agar kemudian ketika barang-barang bertambah lagi, anda dapat menanganinya satu persatu. Karena anda terlebih dahulu menyortirnya dalam keranjang "inbox".

Thursday, February 15, 2007

Kampus Bebas Kekerasan

Belakangan ini, setidaknya mundur satu tahun ke belakang, ada beberapa fenomena yang kerap terjadi di Kampus STT Telkom. Fenomena tersebut adalah fenomena menyelesaikan masalah dengan baku hantam, otot, kelahi, tempramen, dsb. Seakan-akan karakter-karakter utama mahasiswa telah hilang dari pergaulan sehari-harinya. Sikap saling menghormati, intelek, dan kesabaran sepertinya sudah habis termakan dunia perkuliahan.

Kekerasan, teror, atau ancaman dengan bentuk apapun sudah beberapa kali terjadi di kampus ini. ada yang gara-gara rebutan cewek, grounding nilai oleh asisten, lihat-lihatan, ataupun karena gak sengaja senggolan. Yang mungkin, dengan pikiran yang jernih kita dapat melihatnya sebagai permasalahan sepele.

Selalu ada solusi dari setiap permasalahan
Bagi saya hal ini sudah menjadi Sunatullah. Karena segala sesuatu diciptakan berpasangan agar terjadi keseimbangan. Kalau di sistem pemerintahan mungkin akrab dengan sebutan check and balance. Dimana setiap lembaga negara memiliki porsi kerja dan fungsinya masing-masing serta menjadi penyeimbang bagi lembaga negara yang lain.

Begitu juga dengan permasalahan, pastilah ada solusi terhadapnya. Apalagi manusia dianugerahi akal, cipta, rasa, karsa, dan nurani sejak ia dilahirkan ke dunia. Dengan kondisi dan potensi seperti itu, sudah seharusnya lah manusia menemukan solusi terbaik bagi setiap permasalahan yang ia temui.

Berangkat dari keyakinan akan hal tersebut lah, saya beranggapan bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hanya saja pada realitanya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan solusi. Bisa itu berupa gengsi, ego, ataupun perasaan. Yang masing-masingnya akan menghasilkan output dan konsekuensi yang berbeda-beda pula.

Pakai Tangan Saja
Cara mudah untuk menyelesaikan masalah, bisa dilakukan dengan menggunakan tangan. Begh!! Kurang lebih seperti itu lah bunyinya. Sebagai konsekuensinya, salah satu atau kedua phak jadi "bengep" dan mungkin juga ditahan serta dikenakan sanksi oleh pihak yang berwenang (polisi, komdis, atau kejaksaan). Dan kalau hal itu terjadi, maka urusan jadi panjang. Apalagi kalau sudah urusan sama polisi, bisa jadi fokus kita bukan ke kasus tersebut lagi. Tetapi, malah ngurusin polisi yang minta "macem-macem".

Yang ingin saya coba luruskan saat ini, adalah bahwa penyelesaian masalah dengan tangan kini sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Apalagi bagi para pelajar, karena hal tersebut sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip intelektualitas mahasiswa. Terlebih lagi bagi para pejabat negara, anggota dewan, atau mungkin aparat keamanan. Karena mereka semua telah memiliki legal form kode etik dalam menjalankan jabatannya di pemerintahan.

Kampus Bebas Kekerasan
Sebagaimana kita tahu kondusivitas kampus harus senantiasa dijaga. Ia harus tetap menjadi tempat yang nyaman untuk menuntut ilmu. Dan itu penting untuk diperhatikan bagi seluruh warganya. Oleh karena itu, sudah seharusnya pula kita buang jauh-jauh nuansa kekerasan dari kampus. Karena kampus harus tetap menjadi tempat yang kondusif untuk menuntut ilmu, bukan menuntut balas.

Wednesday, February 14, 2007

Upgrading??

Judul tulisan ini mungkin sudah sering kita dengar, apa lagi buat kamu-kamu yang aktif berorganisasi. Pasti lah sudah pernah (biasanya lebih dari sekali) mendengar kata upgrading.

Games Upgrading

Upgrading pada dasarnya adalah peningkatan kualitas atau kapabilitas seseorang atau beberapa orang yang bergabung dalam satu tim. Yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja/performansi seseorang atau tim yang bersangkutan di dalam organisasi tempat ia berada. Sehingga seiring dengan peningkatan performansi kerja personil/tim tersebut, diharapkan organisasi tempat ia berada juga akan semakin baik performansinya.

Biasanya upgrading mengambil tempat di daerah pegunungan atau daerah yang relatif tenang dan sunyi. Agar peserta yang mengikuti acara tersebut bisa berkonsentrasi penuh. Tak jarang pula, peserta pun diminta untuk menon-aktifkan alat komunikasi mereka oleh panitia. Hal ini sudah biasa terjadi dan merupakan hal yang sah-sah saja untuk diberlakukan oleh pihak penyelenggara. Akan tetapi tentunya dengan tanpa mengesampingkan beberapa pertimbangan lain yang mungkin masih bisa ditolerir. Tapi itu lah intinya, upgrading harus dijalani dengan sepenuh hati, konsentrasi dan fokus. Agar tidak menjadi waktu yang terbuang sia-sia.

Nowadays Reality: DPM
Kemarin sore, saya diundang untuk mengikuti rapat pimpinan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPM. Karena secara struktural organisasi, Setjen berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPM. Dalam rapat yang dipimpin oleh Sesjen DPM (Ahmad Nur) itu, para Kepala Biro/Pusat yang ada di Setjen diberikan waktu untuk memaparkan progress report dari unit organisasi yang mereka pimpin. Dan sebagaimana layaknya forum rapat, banyak pula tanya-jawab yang terjadi diantara peserta rapat.

Rapat Pimpinan Setjen DPM

Salah satu bagian yang menarik adalah ketika Ka Biro Penerangan Setjen DPM (Bim Bim) menyarankan agar internalisasi Setjen lebih diperkuat lagi. Sebab ia merasakan tanda-tanda penurunan loyalitas dari beberapa staf Setjen. Oleh karena itu menurut pendapatnya, kegiatan-kegiatan yang dapat mengembalikan semangat teman-teman staf Setjen harus dilakukan dalam waktu dekat. Dalam bentuk apapun, entah itu makan-makan, jalan-jalan atau mungkin olahraga bersama. Yang jelas, diharapkan kegiatan tersebut nantinya dapat meningkatkan kembali keakraban para pengurus Setjen.

Fenomena penurunan loyalitas memang kerap melanda organisasi. Dan tak jarang kita pun harus membayar mahal akibatnya. Maka dari itu, sesegera mungkin kita harus memberikan treatment kepada staf/aktivis yang loyalitasnya tengah menurun. Tentunya dengan metode penyembuhan yang berbeda-beda pula. Sebab itu semua bergantung pada tingkat ke-akut-annya.

Upgrading juga dapat menjadi salah satu treatment dari permasalahan turunnya loyalitas. Akan tetapi apakah mungkin aktivis yg bermasalah dengan loyalitas tadi akan hadir dalam upgrading
yang diselenggarakan??Bisa iya dan bisa tidak, keduanya masih memiliki kemungkinan. Namun, menurut pengamatan saya, dengan kondisi loyalitasnya yang sedang menurun, akan sangat berat bagi ybs untuk hadir dalam acara-acara tersebut. Karena loyalitas adalah bagian dari motivasi seseorang dalam bergerak.

New Version Upgrading
Ke depannya Upgrading mungkin harus berubah format. Karena bisa jadi dengan format yang relatif hampir sama, upgrading sudah berubah menjadi kegiatan yang menjemukan. Apalagi buat orang-orang yang "ngerasa" dirinya sudah tidak membutuhkan upgrading lagi (walaupun sebenarnya perasaan seperti ini tidak baik untuk dipelihara).

Akan tetapi bisa jadi hal itu benar. Karena dapat dibayangkan sudah berapa banyak upgrading yang ia lalui, semisal ia telah berorganisasi selama 2 atau 3 tahun. Dan materinya pun relatif sama dan cenderung tidak mengalami peningkatan jenjang. Materi yang ia dapatkan ketika ia masih staf tentunya harus berbeda pula dengan materi yang ia dapatkan ketika ia menjadi koordinator, kepala biro, atau mungkin ketua lembaga.

Blangkonan (R.M Arki Rifazka)

Oleh karena itu dalam pertemuan saya dengan pimpinan Setjen kemarin, saya sempat menyentil pilar-pilar kepemimpinan mereka. Dengan kata-kata yang relatif lugas dan straight forward. Karena saya berasumsi, mungkin bentuk upgrading seperti itulah yang kini mereka butuhkan. Upgrading yang singkat, padat, jelas, dan menggugah.

Tuesday, February 13, 2007

The Plan

Saya termasuk orang yang mudah lupa dengan planning saya ke depan. Terkadang hal ini menjadi cukup membahayakan dan harus benar-benar diatasi. Oleh karena itu tidak jarang di awal pekan atau sehari sebelumnya saya membuat catatan tentang rencana saya dalam satu pekan atau sehari. Sedangkan untuk jangka waktu yang panjang biasanya saya membuat semacam action plan dengan menggunakan ms. excel. Yang di dalamnya terdapat rencana kegiatan selama beberapa bulan ke depan.

This Week Schedules
Jadwal pekan ini, relatif masih agak padat. Ditambah lagi perkuliahan sudah dimulai, sehingga jadwal pribadi saya pun juga harus disesuaikan dengan jadwal kuliah. Biar gak saling kontraproduktif satu sama lain.

Ini dia planning kegiatan saya dari tanggal 12 s/d 18 Februari 2007
1. Tukar Jadwal kuliah yang bentrok
2. Bimbingan TA ke dosen Pembimbing
3. Konsultasi TA dengan Account Manager di UNER 3 PT Telkom
4. Perpanjang asuransi motor
5. Minta barcode KTM di Perpustakaan
6. Periksa Gigi ke Dokter Gigi

Nah, rencana yang saya tuliskan di atas, biar bagaimanapun juga harus disesuaikan dengan jadwal kuliah yang ada di bawah ini. Tapi berhubung jadwal kuliahnya masih bersifat sementara, jadi untuk semnggu ini saya masih ada alasan untuk kabur dulu dari kuliah.

Jadwal Kuliah Sementara
Seperti saya sebutkan di awal, selain jadwal harian atau pekanan, saya juga membuat semacam action plan bulanan. Jadwal Rencana Kerja bulanan ini relatif cukup bermanfaat jika anda sedang menjalani amanah di suatu organisasi. Karena biasanya organisasi berjalan setidaknya selama beberapa bulan. Sehingga akan sangat baik apabila target-target pencapaian setiap bulannya dituangkan ke dalam action plan organisasi.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari action plan yang pernah saya buat.

Time Line Rekruitasi Panitia PDKT 2006
(Pengenalan Dunia Kampus Telekomunikasi)

Action Plan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)
periode 2006/2007

Action Plan LDKO 2006
(Latihan Dasar Kepemimpinan dan Organisasi)
Akan tetapi jangan sampai lupa bahwa itu semua hanyalah tools yang dapat membantu. Tidak ada keharusan untuk selalu membuat action plan, seperti yang saya lakukan. Sebab yang menjadi keharusan adalah mengelola waktu dengan baik agar setiap waktu yang kita miliki dapat bermanfaat bagi diri kita dan tidak merugikan orang lain.

Ok sepertinya itu dulu, semoga tulisan ini bisa bermanfaat.

Monday, February 12, 2007

Ayo Masuk Kuliah Lagi

Gak terasa, rupanya hari ini liburan semester sudah berakhir. Padahal, sama sekali belum merasakan santainya saat-saat liburan. Gimana nggak, liburan kali ini saya cuma pulang ke rumah selama satu hari. Setelah itu kembali lagi ke kampus karena ada deadline pengumpulan tugas yang harus dikejar. Jadilah akhirnya liburan ini terlewati tanpa liburan yang sesungguhnya.

Back To School

Kesel?? Ah gak juga. Justru kayaknya memang lebih baik gak pulang dulu ke rumah. Masalahnya, sekalinya pulang saya juga langsung ditagih judul TA (Tugas Akhir). Nah lo, mending di bandung dulu aja deh.

Kabar baiknya, kini urusan tentang TA 1, Alhamdulillah telah berakhir dengan lancar (relatif). Walau awalnya sempat pesimis, tapi ternyata pada detik-detik akhir yang sangat menentukan itu, keadaan berubah menjadi aman terkendali. Metode penyelesaian yang selama ini dicari-cari dan ditunggu-tunggu akhirnya berhasil dijemput di ruang BKA. Maklum metodenya didapat dari hasil diskusi dengan pak Mahmud. Jadilah akhirnya seminar TA 1 terlaksana pada Hari Senin 5 Februari 2007 pada pukul 13.00 di ruang A.205, dengan penguji: Pak Kiki Maulana dan Mbak Angelina Prima.

(Maaf foto tidak ada, ini saya tampilkan foto pengganti pada saat janjian dengan orang Telkom untuk pengerjaan TA di sana)

Lagi di BRI Tower Lt.10

Ayo Masuk Kuliah Lagi
Selesai bahas TA 1, balik lagi ke topik. Semester ini masih banyak mata kuliah yang saya ambil. Totalnya ada 19 SKS. Kuliah TA 2 tidak saya ambil sekarang, karena mempertimbangkan dari segi waktu yang sepertinya tidak terlalu realistis dan pastinya, credit SKS nya juga gak cukup. Sehingga akhirnya diputuskan bahwa TA 2 baru akan diambil di semester 9. Jadi final juga keputusan saya untuk kuliah diatas 4 tahun.

Bicara tentang perkuliahan semester genap di STT Telkom, hari ini ternyata sudah dimulai lagi. Tandanya semangat pun harus sudah ditingkatkan lagi. Waktu-waktu yang biasanya dipakai buat ngeBlog pun mungkin akan berkurang sebagai konsekuensinya. Akan tetapi saya yakin bahwa ini semua adalah bagian dari perjuangan hidup yang harus saya jalani. Sehingga dengan keyakinan ini, saya tidak akan mungkin membiarkan kesempatan untuk berikhtiar ini pergi begitu saja. Karena bagi saya, hidup ini terlalu singkat untuk dijalankan tanpa melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Yang mana menuntut ilmu adalah salah satunya.

"Keep Giving Your Best Effort, And Don't Ever Let the Devils Screw Your Way!!"

Rasa malas itu datangnya dari godaan setan. Sama halnya dengan rasa was-was, gelisah, dsb. Oleh karena itu mulai hari ini tidak ada kata yang lain untuk setan selain "lawan". Apalagi untuk segala macam kemalasan yang nongol ketika kuliah. Akan tetapi juga jangan lupa melihat jadwal dulu di roster atau web akademik. Kan gak lucu, semangat melawan kemalasannya sudah besar tapi gak tahu jadwal kuliahnya. Tul gak?

Tetap Semangat!!

Btw, mungkin itu saja dulu postingan saya. Berhubung bentar lagi waktu shalat shubuh tiba.
Have a nice day...

(Maaf kalau gambarnya terlalu banyak dan mengganggu pandangan anda..)
piss!!

NB: selamat ultah juga buat Presiden Ferdian, dia berulang tahun ke-21 pada tanggal 11 Februari 2007.

Met Milad ya Fer...

Friday, February 09, 2007

Lost of Empathy

Prolog
Tadi malam menjelang dini hari, saya dan Topan pergi ke Mang Ade Coffee Shop. Kami memang sudah biasa pergi ke sana dengan tujuan mengisi perut yang sudah kelaparan minta diisi. Seperti biasa, kegiatan kami tidak berbeda dengan malam-malam sebelumnya, duduk-duduk sambil minum kopi, nonton TV, ataupun makan gorengan yang akrab disebut bala-bala dan tak lupa cengeknya (baca: cabe) juga.

Sekilas tentang warung mang Ade, tempat ini termasuk tempat favoritnya anak-anak ST3 untuk kongkow-kongkow di malam hari. Karena selain harga masakan atau minumannya murah dan realistis, penyajiannya juga cepat dan yang terpenting dia termasuk salah satu warung yang bisa mengatasi rasa lapar pelanggannya yang pada dini hari. Jadilah akhirnya warung mang Ade dinobatkan sebagai one of the favourite coffee Shop at Sukabirus Avenue.

Jakarta in flood,
live watch from Mang Ade Coffee Shop

Sebagaimana diberitakan di berbagai media, Jakarta kini tengah dilanda banjir besar yang konon kabarnya adalah banjir 5 tahunan. Tidak tanggung-tanggung, tidak kurang 60% wilayah Jabodetabek (baca: Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) terendam air dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Dari mulai banjir yang setinggi 30 centimeter sampai dengan banjir yang menenggelamkan rumah setinggi satu tingkat ada di berbagai penjuru Ibukota Negara Republik Indonesia yang digawangi oleh Bang Yos - Bus Way

Sikap Pemerintah

Dengan bencana banjir ini, maka sudah seharusnya pula pemerintah daerah (pemerintah DKI Jakarta) ikut bertanggungjawab dan tidak lepas tangan. Sebab saat ini masyarakat membutuhkan peran pemerintah dalam mencarikan solusi dalam permasalahan sosial ini. Disamping itu, masyarakat pun berharap agar pemerintah dapat hadir ditengah-tengah mereka sebagai pihak yang menenangkan hati warganya, bukan malah menjadi entitas yang menambah kekesalan dan kekecewaan masyarakat dengan pernyataan-pernyataan se-enake dewe nya.

Sebetulnya banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah selain hanya memberikan statement resmi melalui media. Diantaranya meninjau langsung ke tempat bencana, menggalang bantuan dari masyarakat yang tidak menjadi korban banjir, ataupun secara langsung mengucurkan dana APBD bagi para penduduk Jakarta. Karena percaya atau tidak, masyarakat kini sudah bosan dengan pernyataan-pernyataan pemerintah yang hanya sebatas Lips Service belaka. Terlebih lagi hampir semua pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pejabat pemerintah negara ini, tidak lagi mengambarkan bahwa pemerintah masih memiliki Sense of Crisis dan Emphaty terhadap musibah banjir terbesar yang menimpa wilayah Jabodetabek.

Yusuf Kalla di TV Mang Ade
Dia adalah salah satu pejabat negara yang saya anggap sudah mengalami disorientasi. Bagaimana tidak, tadi malam saya dibuat terperanjat oleh pernyataan yang ia keluarkan di Televisi terkait dengan musibah banjir Jabodetabek. Selain itu dalam siaran tersebut juga terlihat bagaimana sikap ia ketika berjalan memasuki ruangan tempat ia memberikan pernyataan resminya.

SBY - JK

Di tengah kondisi yang sulit ini, ia masih bisa tersenyum "cengengesan" dan berjalan dengan langkah yang santai seakan-akan everything is going fine in Indonesia. Sejujurnya, I'm really disappinted with him, furthermore dalam statement resminya tersebut, ia mengatakan bahwa ia baru saja bertemu dengan beberapa pengusaha real estate. Dan menginstruksikan kepada mereka agar perumahan yang nantinya akan dibangun di Jabodetabek sekalian saja dibuatkan danau atau minimal kolam pemancingan, agar nantinya air yang berpotensi menimbulkan banjir dapat ditampung di penampungan air tersebut.

".....sekalian saja dibuatkan danau atau minimal kolam pemancingan, agar nantinya air yang berpotensi menimbulkan banjir dapat ditampung di penampungan air tersebut"

Menurut saya, tidak sepantasnya seorang wakil presiden mengeluarkan statement seperti itu. Pernyataan itu sama sekali tidak solutif, masih penuh dengan dugaan, dan sepertinya tidak didasari pada analisis ataupun pengkajian yang mendalam sebelumnya. Mungkin dari sinilah saya baru memahami urgensi dari memiliki dan membangun rasa empati terhadap penderitaan orang lain. Karena bisa jadi sifat empati itulah yang kini telah menghilang dari hati para pejabat negara kita.

-FINISH-

Thursday, February 08, 2007

Turn Back Memories

Beberapa hari yang lalu saya browsing ke youtube dotcom. Kali itu saya tiba-tiba teringat dengan beberapa lagu yang pernah saya dengar waktu saya kecil dulu. Dengan harap-harap cemas tidak jelas, akhirnya saya masukkan key word yang mungkin akan menuntun saya ke video-video klip tempo dulu.

And the memories start from the day when i was a kid until the time when i was a junior high school


1. Trio Libels - Aku Suka Kamu
2. Ultra - Say you do
3. Take That - Never Forget
4. Savage Garden - Truly madly deeply
5. Savage Garden - To the Moon and Back
6. Sweet Martabak - Ti Di Dit
7. New Kids On The Block - Step by step
8. Michael Jackson - Black Or White
9. Jamiroquai - Deeper Underground
10. Farid Hardja -Itu Cinta Ciptaan
11. 5ive - Slam Dunk Da Funk
12. Puff Daddy - Come With Me
13. Vanilla ice - ice ice baby

Take That - Never Forget
Masih ingat boyband yang bernama Take That? Duh, kok ini blog jadi bahas tentang boyband? Kehabisan ide ya mas? Hehehe...tenang aja. Saya tidak akan membahas siapa mereka secara mendalam. Saya cuma mau posting lirik lagunya yang berjudul "Never Forget". Lagu itu menggambarkan bagaimana perjalanan karir mereka dari awal hingga akhirnya menjadi salah satu boyband terbaik di masanya (sekitar tahun 1995an).

Selain itu, video klip lagu tersebut juga merupakan footage kebersamaan mereka di akhir masa-masa kejayaannya sebagai sebuah grup. Karena setahu saya, mereka pada akhirnya memutuskan untuk berpisah dan menjalani karir-karirnya sendiri. Dan kini salah satu jebolan Take That yang mendulang sukses di dunia musik ialah Robbie Williams.

Biar lebih tahu banyak tentang lagunya, ini dia lirik lagu Never Forget.

Take That - NEVER FORGET
(1995)

Been on this path of life for so long, Feel I've walked a thousand miles
Sometimes strolled hand in hand with love, Everybody's been there
With danger on my mind I would stand on the line of hope, I knew I could make it
Once I knew the boundaries I looked into the clouds and saw,
My face in the moonlight
Just then I realised what a fool I could be
Just cause I look so high I don't have to see me
Finding a paradise wasn't easy but still
There's a road going down the other side of this hill

Chorus:
Never forget where you've come here from
Never pretend that it's all real
Someday soon this will be someone else's dream

Been safe from the arms of disappointment for so long,
Feel each day we've come too far
Yet each day seems to make much more, Sure is good to be here
I understand the meaning of "I can't explain this feeling", Now it feels so unreal
At night I see the hand that reminds me of the stand I make
The fact of reality

REPEAT CHORUS

We've come so far and we've reached so high
And we've looked each day and night in the eye
And we're still so young and we hope for more, But remember this
We're not invincible, we're not invincible, no
We're only people, we're only people
Hey we're not invincible, we're not invincible

So again I'll tell you
REPEAT CHORUS

Ok..mungkin itu dulu aja buat hari ini.

Wednesday, February 07, 2007

Apa Kabar Tanggung Jawab?

Sampai hari ini geliat kegiatan mahasiswa di kampus STT Telkom bisa dikatakan belum kembali dari masa reses nya (baca: istirahat). SC, Kos-kosan di sekitar kampus, dan kantin juga masih sepi. Tapi mungkin akan kembali ke normal lagi. Sebab sejak awal minggu ini registrasi ulang sudah dimulai dan semester genap pun juga akan segera dimulai pada pekan depan.

Lambang DPM-KBM STT Telkom

Aktivitas di DPM juga tidak jauh berbeda. Hanya beberapa anggota saja yang ngantor pada masa-masa reses seperti ini. Sebagian besar anggota tengah disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sedang mengurus TA, ada juga yang kembali ke daerah asal konstituennya (baca: orang tua), atau yang sekedar melancong ke luar kota untuk refreshing. Akan tetapi, kini masa reses akan segera berakhir. Semua anggota DPM pun harus segera kembali ke kantornya untuk menunaikan kewajiban serta tanggungjawabnya sebagai wakil mahasiswa.

Salam Mahasiswa...

Pada postingan saya yang terdahulu, sudah diberitahukan bahwa kepengurusan DPM periode 2006/2007 hanya tinggal 2 bulan lagi. Tidak lama namun juga tidak terlalu singkat pada dasarnya. Hanya saja permasalahannya, bagaimana kemudian sisa waktu ini dapat dipergunakan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat pada hari ini dan esok hari.

"Manusia yang paling berharga adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (intisari hadis)

Adalah benar jikalau dikatakan bahwa umur hidup manusia yang ada di zaman sekarang lebih singkat daripada umurnya orang-orang dulu yang bisa mencapai ratusan tahun. Dengan logika seperti itu, tentu saja dapat dibayangkan bahwa kesempatan mereka untuk beribadah kepada Allah jelas-jelas lebih panjang. Karena umur hidupnya saja sudah bukan main panjangnya jika dibandingkan dengan umur hidup relatif manusia saat ini. Maka wajar saja kalau ada diantara teman-teman yang pernah mendengar cerita bahwa ada seorang shalih yang beribadah selama berpuluh-puluh tahun tanpa henti. Secara, memang umurnya juga ratusan tahun.

Nah, mungkin kalau kita berpikir dengan logika yang dangkal, bisa jadi kita akan berpikiran bahwa Allah tidak adil dalam memberikan kesempatan bagi kita untuk beribadah kepadaNya. Ya wong, kita cuma dapet umur hidup relatif sekitar 60 tahun. Apalagi waktu ibadah wajib kita dalam sehari rata-rata maksimal hanya 1,5 jam dari 24 jam. Walaupun angka tersebut adalah relativitas, tetapi rata-rata waktu yang digunakan untuk beribadah wajib memang tidak akan jauh dari jumlah tersebut. Selebihnya bergantung pada tingkat kesholehannya sendiri-sendiri.

Maka dari itu ada seorang ustadz yang mengatakan bahwa, "Porsi ibadah manusia itu lebih banyak disediakan dalam bentuk hablu minannas daripada hablu minallah, dan disanalah pintu amal baik terbuka lebar bagi siapapun yang menginginkannya". Atau dengan kata lain, Berbuat baik kepada sesama manusia itu adalah sebagai salah satu wujud ibadah kita kepada Allah SWT.
Menolong Sesama

Lalu hubungannya apa dengan judul di atas? Kita sebagai manusia harus meyakini bahwa tanggungjawab atau amanah kita dalam organisasi adalah salah satu implementasi dari konsep penghambaan kita kepada Allah SWT. Sehingga apa lagi yang harus kita pertanyakan dengan amanah kita? Selain pertanyaan sederhana, "Bagaimana cara menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya agar kita dapat memperoleh keridhoan dari Allah SWT?"

  • Wallahu 'alam bishowab.

Monday, February 05, 2007

Belum Tiba Waktunya Kita Berhenti

Ada yang mengatakan bahwa hidup ini adalah perjuangan yang tidak mengenal kata berhenti; yang selalu membutuhkan pengorbanan; yang senantiasa akan menempatkan orang gigih pada tempat yang pantas baginya. Suatu tempat dimana ia dihargai atas kegigihannya dalam meraih kemenangan. Walaupun tidak ada jaminan bahwa ia akan menikmati buah dari jerih payahnya selagi ia masih hidup.

Akhir dari perjuangan yang pertama akan menuntun anda ke perjuangan selanjutnya

Itulah yang saat ini tengah saya rasakan. Ternyata benar juga bahwa perjuangan itu bukan untuk satu, tiga, atau sepuluh hari ke depan. Sepertinya memang tidak akan pernah ada kata berhenti untuk sebuah perjuangan. Sebab semenjak manusia dilahirkan, dengan sendirinya ia telah menjadi seorang pejuang. Pejuang yang dengan kemampuan dan kegigihannya bertarung dengan rasa nyaman dan realitas kehidupan di dunia.

Maka karena itu, sangat penting bagi siapapun untuk menyadari bahwa perjuangan itu adalah ikhtiar yang ujung-ujungnya adalah ajal. Sehingga tidak akan pernah terlintas dalam pikirannya untuk memasukkan kata "tua" dalam kamus perjuangan dalam hidupnya.

Belum waktunya kita berhenti
Jangan cepat puas kawan
Bekerja dan terus bekerja
Hingga saat kita tak berguna lagi
(Jalan Terus - Sheila on 7)

Dalam menjalani kehidupan, sebenarnya kita tidak boleh mematok sebuah harga pas untuk beristirahat. Seringkali istirahat membuat sensitivitas kita terhadap lingkungan sekitar menurun. Hal ini sangat mungkin terjadi, karena pada saat kita beristirahat, ada kecenderungan bagi kita untuk mengurangi tingkat kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan buruk yang tentu saja tidak diharapkan terjadi. Tidak heran, banyak yang berpandangan bahwa rasa aman itu adalah racun. Yang akan membius secara perlahan namun pasti dan celakanya, tanpa disadari si penderita. Maka dari itu, tetaplah pasang awareness anda pada tingkat yang aman dan semestinya.

Arki Rifazka
Belum Tiba Waktunya Kita Berhenti...

Sunday, February 04, 2007

Seminar TA 1

Pada tanggal 29 Januari 2007 yang lalu, hampir semua mahasiswa IF angkatan 2003 termasuk saya, yang semester ini mengambil SKS Tugas Akhir (TA) 1, telah berhasil mengumpulkan proposal TA beserta lembar pre-Assessment-nya ke Bagian Administrasi Jurusan IF STT Telkom.

Setelah semua persyaratan tersebut beres dan dikumpulkan, fokus kami berpindah ke persiapan seminar TA 1. Sebagaimana diketahui, dalam seminar tersebut kami diminta mempresentasikan apa yang menjadi permasalahan atau topik dalam TA kami. Dengan tujuan, judul TA yang kami usulkan dapat menjadi judul TA yang kompetitif dan memang laik dibuat (menurut dosen penguji seminar) karena didasari atas suatu permasalahan yang belum terpecahkan.


Seminar Tugas Akhir

Sampai hari ini, saya juga masih dalam proses penyelesaian slide dan penyiapan bekal untuk dibawa ke ruang A.205 jam 13.00 pada hari senin, 5 Februari 2007. Ya, anda benar. Itulah jadwal TA saya. Mungkin itu dulu ceritanya. Thanks for your appreciation reading my blog.

 
Design by Wordpress Theme | Blogger Templates | JCPenney