Friday, February 09, 2007

Lost of Empathy

Prolog
Tadi malam menjelang dini hari, saya dan Topan pergi ke Mang Ade Coffee Shop. Kami memang sudah biasa pergi ke sana dengan tujuan mengisi perut yang sudah kelaparan minta diisi. Seperti biasa, kegiatan kami tidak berbeda dengan malam-malam sebelumnya, duduk-duduk sambil minum kopi, nonton TV, ataupun makan gorengan yang akrab disebut bala-bala dan tak lupa cengeknya (baca: cabe) juga.

Sekilas tentang warung mang Ade, tempat ini termasuk tempat favoritnya anak-anak ST3 untuk kongkow-kongkow di malam hari. Karena selain harga masakan atau minumannya murah dan realistis, penyajiannya juga cepat dan yang terpenting dia termasuk salah satu warung yang bisa mengatasi rasa lapar pelanggannya yang pada dini hari. Jadilah akhirnya warung mang Ade dinobatkan sebagai one of the favourite coffee Shop at Sukabirus Avenue.

Jakarta in flood,
live watch from Mang Ade Coffee Shop

Sebagaimana diberitakan di berbagai media, Jakarta kini tengah dilanda banjir besar yang konon kabarnya adalah banjir 5 tahunan. Tidak tanggung-tanggung, tidak kurang 60% wilayah Jabodetabek (baca: Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) terendam air dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Dari mulai banjir yang setinggi 30 centimeter sampai dengan banjir yang menenggelamkan rumah setinggi satu tingkat ada di berbagai penjuru Ibukota Negara Republik Indonesia yang digawangi oleh Bang Yos - Bus Way

Sikap Pemerintah

Dengan bencana banjir ini, maka sudah seharusnya pula pemerintah daerah (pemerintah DKI Jakarta) ikut bertanggungjawab dan tidak lepas tangan. Sebab saat ini masyarakat membutuhkan peran pemerintah dalam mencarikan solusi dalam permasalahan sosial ini. Disamping itu, masyarakat pun berharap agar pemerintah dapat hadir ditengah-tengah mereka sebagai pihak yang menenangkan hati warganya, bukan malah menjadi entitas yang menambah kekesalan dan kekecewaan masyarakat dengan pernyataan-pernyataan se-enake dewe nya.

Sebetulnya banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah selain hanya memberikan statement resmi melalui media. Diantaranya meninjau langsung ke tempat bencana, menggalang bantuan dari masyarakat yang tidak menjadi korban banjir, ataupun secara langsung mengucurkan dana APBD bagi para penduduk Jakarta. Karena percaya atau tidak, masyarakat kini sudah bosan dengan pernyataan-pernyataan pemerintah yang hanya sebatas Lips Service belaka. Terlebih lagi hampir semua pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pejabat pemerintah negara ini, tidak lagi mengambarkan bahwa pemerintah masih memiliki Sense of Crisis dan Emphaty terhadap musibah banjir terbesar yang menimpa wilayah Jabodetabek.

Yusuf Kalla di TV Mang Ade
Dia adalah salah satu pejabat negara yang saya anggap sudah mengalami disorientasi. Bagaimana tidak, tadi malam saya dibuat terperanjat oleh pernyataan yang ia keluarkan di Televisi terkait dengan musibah banjir Jabodetabek. Selain itu dalam siaran tersebut juga terlihat bagaimana sikap ia ketika berjalan memasuki ruangan tempat ia memberikan pernyataan resminya.


SBY - JK

Di tengah kondisi yang sulit ini, ia masih bisa tersenyum "cengengesan" dan berjalan dengan langkah yang santai seakan-akan everything is going fine in Indonesia. Sejujurnya, I'm really disappinted with him, furthermore dalam statement resminya tersebut, ia mengatakan bahwa ia baru saja bertemu dengan beberapa pengusaha real estate. Dan menginstruksikan kepada mereka agar perumahan yang nantinya akan dibangun di Jabodetabek sekalian saja dibuatkan danau atau minimal kolam pemancingan, agar nantinya air yang berpotensi menimbulkan banjir dapat ditampung di penampungan air tersebut.

".....sekalian saja dibuatkan danau atau minimal kolam pemancingan, agar nantinya air yang berpotensi menimbulkan banjir dapat ditampung di penampungan air tersebut"

Menurut saya, tidak sepantasnya seorang wakil presiden mengeluarkan statement seperti itu. Pernyataan itu sama sekali tidak solutif, masih penuh dengan dugaan, dan sepertinya tidak didasari pada analisis ataupun pengkajian yang mendalam sebelumnya. Mungkin dari sinilah saya baru memahami urgensi dari memiliki dan membangun rasa empati terhadap penderitaan orang lain. Karena bisa jadi sifat empati itulah yang kini telah menghilang dari hati para pejabat negara kita.

-FINISH-

1 comments:

acha_gtx said...

pertama sutiyoso, trus abu rizal bakrie, sekarang yusuf kala yang bikin pernyataan yang ngeselin

kecewa!

 
Design by Wordpress Theme | Blogger Templates | JCPenney